Jumat, 09 Maret 2018

ASPEK PSIKOLOGIS DARI INDIVIDU PENGGUNA INTERNET


Banyak aktivitas yang dapat dilakukan melalui internet ini baik untuk bidang pendidikan, kesehatan, bisnis, perdagangan, hukum, pembayaran, dan hiburan. Penyebab penggunaan internet semakin meluas ke beberapa bidang kehidupan yaitu karena adanya karakteristik yang saling terhubung sehingga sanggup menjangkau seluruh bagian dunia melalui apa yang dinamakan dengan jaringan computer. Karena itulah maka melalui internet sebagai media, memungkinkan segala aktivitas yang dilakukan bersifat global. Dampak pada aspek psikologis individu pengguna media sosial, seperti 
Dampak positifnya adalah :
- Sebagai tempat promosi
Dengan banyaknya orang yang menggunakan media sosial, dapat digunakan bagi seseorang ataupun kelompok yang bergelut di bidang usaha untuk mempromosikan produk/jasa yang kita tawarkan
- Ajang memperbanyak teman
Dengan menggunakan media sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia. Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran, saling mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dan lain-lain. Hal ini dapat pula mengasah kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris dengan memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring sosial.
- Sebagai tempat penyebaran informasi
Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs media sosial. Hanya dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut. Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai manusia yang hidup di era digital seperti sekarang ini.
- Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial
Mengasah keterampilan teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi agar bisa bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan di era modern seperti sekarang ini. Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia, semua orang butuh untuk berkembang.
Dan beberapa dampak negatifnya antara lain:
- Kecanduan
Situs jejaring sosial seperti Facebook atau yang lainnya juga bisa membahayakan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
- Kejahatan dunia maya (cyber crime)
Seiring berkembangnya teknologi, berkembang pula kejahatan. Di dunia internet, kejahatan dikenal dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Di antaranya carding, hacking, cracking, phising, dan spamming.
- Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.
- Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Kamu hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.

FENOMENA IDENTITAS DIRI MELALUI INTERNET

Dalam menggunakan internet, kebanyakan orang menggunakan identitas diri yang nyata dan bahkan ada juga yang secara virtual. Melalui identitas online konsisten dengan teori-teori pembentukan sosial. Identitas online dapat digunakan untuk mengeksplorasi aspek-aspek diri, memfasilitasi kesadaran diri yang lebih besar dan menjadi katalis untuk perubahan positif. Bahkan identitas online justru memfasilitasi flexible selves seseorang yang merupakan adaptasi yang wajar dan perwujudan eksplorasi diri. Dunia maya juga memfasilitasi keterbukaan emosional di ruang maya yang membuat individu mampu mengekspresikan diri dan dimengerti. Hubungan yang berarti terbentuk di dunia maya, karena media ini secara natural memfasilitasi individu memaparkan diri lebih intim denga mediasi layar dan nama samaran.
Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan internet. Penggunaan media sosial di kalangan remaja pada saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari lagi. Hampir setiap hari remaja mengakses media sosial hanya untuk sekedar mencari informasi melalui twitter, kemudian menyampaikan kegiatan yang mereka lakukan melalui facebook atau path maupun instagram dan lain sebagainya.
Contoh kasus dalam fenomena foto diri di media sosial, para penampil foto diri menjadi bagian dalam masyarakat tontonan. Dengan kata lain, dunia tontonan adalah pandangan dunia yang telah berhasil membangun ruang, saat imaji (image) mendapat tempat istimewa yang telah dimaterialisasikan secara aktual, atau dalam bahasa sarkatis : ‘Memalsukan kenyataan merupakan produk yang riil dari kenyataan itu sendiri’. Fenomena foto diri sebagai representasi identitas sekaligus menjadikan media sosial sebagai medium dapat diuraikan ke dalam beberapa analisis berdasarkan situated knowledge, yakni pengetahuan yang dirangkum dari hasil pengolahan data-data ke dalam lima aspek utama yaitu:
(1) Kebebasan menciptakan identitas melalui citra visual;
(2) Budaya kolektif melawan arus utama;
(3) Empati visual sebagai kontrol sosial;
(4) Kenikmatan semu; dan
(5) Siasat merebut penonton.
Kehadiran media sosial di kalangan remaja, membuat ruang privat seseorang melebur dengan ruang publik. Terjadi pergeseran budaya di kalangan remaja, para remaja tidak segan-segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk disampaikan kepada teman-temannya melalui akun media sosial dalam membentuk identitas diri mereka. Ada sebuah penelitian mendeskripsikan bagaimana media sosial digunakan remaja sebagai sebuah media untuk membentuk identitas diri.
Hasil penelitian mengenai fenomena remaja menggunakan media sosial dalam membentuk identitas diri mereka, menunjukkan bahwa :
(1)  Remaja menunjukkan identitas diri yang berbeda-beda dalam akun media sosial tersebut.
(2)  Secara orientasi personal, para remaja menggunakan media sosial dikarenakan mereka ingin menjalin komunikasi dengan teman-teman mereka. Sehingga mereka memutuskan untuk memiliki akun media sosial lebih dari satu.
(3) Nilai individu yang ditampilkan dalam media sosial, para remaja mencoba membuat sebuah citra positif tentang diri mereka di media sosial tersebut. Remaja suka menampilkan identitas mereka yang smart, terlihat bahagia, dan suka menampilkan hobi atau kegiatan yang mereka sukai.
(4)  Para remaja cukup terbuka di media sosial dalam menunjukkan identitas mereka. Hal ini ditunjukkan dengan keterbukaan diri mereka melalui keinginan mereka untuk eksis dengan mengupload kegiatan yang sedang mereka lakukan (baik melalui foto ataupun status) dan mengungkapkan permasalahan pribadi di media sosial, dalam bentuk tersirat.



KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN PENGGUNA INTERNET

Banyak orang yang menjadikan internet sebagai mediator untuk mengungkapkan hal yang tidak bisa di ungkapkan didunia nyata misalnya yang berhubungan dengan emosional. Sisi positifnya adalah saat seorang pemalu didunia nyata bisa lebih menjadi berani di dunia virtual, sisi negatifnya adalah akan adanya orang yang tidak bertanggung jawab (menggunakan identitas palsu) ketika terjadi pertentangan atau konflik dan dapat memperburuk masalah.
Kepribadian adalah karakteristik dinamik dan terorganisasi dari seorang individu yang mempengaruhi kognisi, motivasi, dan perilakunya. Kepribadian bersifat unik dan konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu satu dengan lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai variabel yang digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda dengan individu lainnya. Karakteristik seseorang akan telihat berbeda, ketika dia berada didunia nyata dengan saat dia berada di jejaring sosial. Saat didunia nyata mungkin dilihat karakternya sangat pendiam dan tidak mudah bergaul atau tidak asik untuk diajak berbicara, namun lain halnya saat didunia maya. Karakter dia menjadi anak yang mudah bergaul dan asik untuk diajak bebicara. Hal ini kental dengan unsur paradoksnya, yakni orang berani menampilkan dirinya yang nyata (real self) di media yang tidak nyata atau lebih tepat disebut sebagai dunia virtual dan dengan identitas yang anonim.
Media sosial dapat dilihat melalui kacamata psikologi, meliputi konsep, teori dan hasil penelitian psikologi sosial dalam perilaku individu yang berhubungan dengan topik-topik terkait aktivitas penggunaan media sosial, seperti swafoto, cyberwar, belanja daring, personalisasi diri pengguna, dan budaya share. Perilaku manusia yang semakin hari semakin tidak terpisahkan dari (realitas) dunia maya patut menjadi perhatian yang serius, sehingga pada tiap-tiap perilaku media sosial dapat ditindaklanjuti menjadi ide penelitian bagi peminat kajian psikologi khususnya, maupun disiplin ilmu lain yang terkait dan diharapkan dari hasil penelitian didapatkan hasil dan bahasan spesifik yang memperkaya kajian tentang perilaku penggunaan media sosial.

Daftar Pustaka :

  1. Ayun, Primada Q. (2015). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas. Journal of  Diponegoro University, 3(2), 1-16.
  2. Mulawarman, Aldila D. N. (2017). Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Journal of Gajah Mada University, 25(1), 36-44.
  3. Putri, Evania. (2016). Foto Diri, Representasi Identitas dan Masyarakat Tontonan di Media Sosial. Journal of Gajah Mada University, 3(1), 1-18.
  4. https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170621163419-445-223341/dampak-positif-dan-negatif-media-sosial/

COPYRIGHT © 2017