Banyak
aktivitas yang dapat dilakukan melalui internet ini baik untuk bidang
pendidikan, kesehatan, bisnis, perdagangan, hukum, pembayaran, dan hiburan.
Penyebab penggunaan internet semakin meluas ke beberapa bidang kehidupan yaitu
karena adanya karakteristik yang saling terhubung sehingga sanggup menjangkau
seluruh bagian dunia melalui apa yang dinamakan dengan jaringan computer.
Karena itulah maka melalui internet sebagai media, memungkinkan segala
aktivitas yang dilakukan bersifat global. Dampak pada aspek psikologis individu
pengguna media sosial, seperti
Dampak positifnya
adalah :
- Sebagai tempat
promosi
Dengan banyaknya orang
yang menggunakan media sosial, dapat digunakan bagi seseorang ataupun kelompok
yang bergelut di bidang usaha untuk mempromosikan produk/jasa yang kita
tawarkan
- Ajang memperbanyak
teman
Dengan menggunakan
media sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dengan orang
yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia. Kelebihan ini bisa
kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran, saling mengenal budaya
dan ciri khas daerah masing-masing, dan lain-lain. Hal ini dapat pula mengasah
kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris dengan
memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring
sosial.
- Sebagai tempat penyebaran
informasi
Informasi yang up to
date sangat mudah menyebar melalui situs media sosial. Hanya dalam tempo
beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi tersebut.
Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai manusia yang hidup di era digital
seperti sekarang ini.
- Sebagai sarana untuk
mengembangkan keterampilan dan sosial
Mengasah keterampilan
teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi agar bisa bertahan
hidup dan berada dalam neraca persaingan di era modern seperti sekarang ini.
Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia, semua orang butuh untuk
berkembang.
Dan beberapa dampak
negatifnya antara lain:
- Kecanduan
Situs jejaring sosial
seperti Facebook atau yang lainnya juga bisa membahayakan karena memicu orang
untuk mengisolasikan diri. Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara
kerja gen, membingungkan respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan
merusak performa mental.
- Kejahatan dunia maya
(cyber crime)
Seiring berkembangnya
teknologi, berkembang pula kejahatan. Di dunia internet, kejahatan dikenal
dengan nama cyber crime. Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Di antaranya carding, hacking, cracking, phising, dan spamming.
- Pornografi
Anggapan yang
mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi memang tidak salah. Dengan
kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun
merajalela.
- Perjudian
Dampak lainnya adalah
meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu
pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Kamu hanya perlu
menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan
memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.
Dalam
menggunakan internet, kebanyakan orang menggunakan identitas diri yang nyata
dan bahkan ada juga yang secara virtual. Melalui identitas online konsisten
dengan teori-teori pembentukan sosial. Identitas online dapat digunakan untuk
mengeksplorasi aspek-aspek diri, memfasilitasi kesadaran diri yang lebih besar
dan menjadi katalis untuk perubahan positif. Bahkan identitas online justru
memfasilitasi flexible selves
seseorang yang merupakan adaptasi yang wajar dan perwujudan eksplorasi diri.
Dunia maya juga memfasilitasi keterbukaan emosional di ruang maya yang membuat
individu mampu mengekspresikan diri dan dimengerti. Hubungan yang berarti
terbentuk di dunia maya, karena media ini secara natural memfasilitasi individu
memaparkan diri lebih intim denga mediasi layar dan nama samaran.
Media
sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan internet. Penggunaan media
sosial di kalangan remaja pada saat ini merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindari lagi. Hampir setiap hari remaja mengakses media sosial hanya untuk
sekedar mencari informasi melalui twitter, kemudian menyampaikan kegiatan yang
mereka lakukan melalui facebook atau path maupun instagram dan lain sebagainya.
Contoh
kasus dalam fenomena foto diri di media sosial, para penampil foto diri menjadi
bagian dalam masyarakat tontonan. Dengan kata lain, dunia tontonan adalah
pandangan dunia yang telah berhasil membangun ruang, saat imaji (image)
mendapat tempat istimewa yang telah dimaterialisasikan secara aktual, atau
dalam bahasa sarkatis : ‘Memalsukan kenyataan merupakan produk yang riil dari
kenyataan itu sendiri’. Fenomena foto diri sebagai representasi identitas
sekaligus menjadikan media sosial sebagai medium dapat diuraikan ke dalam beberapa
analisis berdasarkan situated knowledge,
yakni pengetahuan yang dirangkum dari hasil pengolahan data-data ke dalam lima
aspek utama yaitu:
(1)
Kebebasan menciptakan identitas melalui citra visual;
(2)
Budaya kolektif melawan arus utama;
(3)
Empati visual sebagai kontrol sosial;
(4)
Kenikmatan semu; dan
(5)
Siasat merebut penonton.
Kehadiran
media sosial di kalangan remaja, membuat ruang privat seseorang melebur dengan
ruang publik. Terjadi pergeseran budaya di kalangan remaja, para remaja tidak
segan-segan mengupload segala kegiatan pribadinya untuk disampaikan kepada
teman-temannya melalui akun media sosial dalam membentuk identitas diri mereka.
Ada sebuah penelitian mendeskripsikan bagaimana media sosial digunakan remaja
sebagai sebuah media untuk membentuk identitas diri.
Hasil
penelitian mengenai fenomena remaja menggunakan media sosial dalam membentuk
identitas diri mereka, menunjukkan bahwa :
(1) Remaja menunjukkan identitas diri yang
berbeda-beda dalam akun media sosial tersebut.
(2) Secara orientasi personal, para remaja
menggunakan media sosial dikarenakan mereka ingin menjalin komunikasi dengan
teman-teman mereka. Sehingga mereka memutuskan untuk memiliki akun media sosial
lebih dari satu.
(3) Nilai individu yang ditampilkan dalam
media sosial, para remaja mencoba membuat sebuah citra positif tentang diri
mereka di media sosial tersebut. Remaja suka menampilkan identitas mereka yang smart, terlihat bahagia, dan suka
menampilkan hobi atau kegiatan yang mereka sukai.
(4) Para remaja cukup terbuka di media
sosial dalam menunjukkan identitas mereka. Hal ini ditunjukkan dengan
keterbukaan diri mereka melalui keinginan mereka untuk eksis dengan mengupload
kegiatan yang sedang mereka lakukan (baik melalui foto ataupun status) dan
mengungkapkan permasalahan pribadi di media sosial, dalam bentuk tersirat.
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN PENGGUNA
INTERNET
Banyak
orang yang menjadikan internet sebagai mediator untuk mengungkapkan hal yang
tidak bisa di ungkapkan didunia nyata misalnya yang berhubungan dengan
emosional. Sisi positifnya adalah saat seorang pemalu didunia nyata bisa lebih
menjadi berani di dunia virtual, sisi negatifnya adalah akan adanya orang yang
tidak bertanggung jawab (menggunakan identitas palsu) ketika terjadi
pertentangan atau konflik dan dapat memperburuk masalah.
Kepribadian
adalah karakteristik dinamik dan terorganisasi dari seorang individu yang
mempengaruhi kognisi, motivasi, dan perilakunya. Kepribadian bersifat unik dan
konsisten sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara individu satu dengan
lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai variabel yang
digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda dengan individu
lainnya. Karakteristik seseorang akan telihat berbeda, ketika dia berada
didunia nyata dengan saat dia berada di jejaring sosial. Saat didunia nyata
mungkin dilihat karakternya sangat pendiam dan tidak mudah bergaul atau tidak
asik untuk diajak berbicara, namun lain halnya saat didunia maya. Karakter dia
menjadi anak yang mudah bergaul dan asik untuk diajak bebicara. Hal ini kental dengan
unsur paradoksnya, yakni orang berani menampilkan dirinya yang nyata (real
self) di media yang tidak nyata atau lebih tepat disebut sebagai dunia virtual
dan dengan identitas yang anonim.
Media
sosial dapat dilihat melalui kacamata psikologi, meliputi konsep, teori dan hasil
penelitian psikologi sosial dalam perilaku individu yang berhubungan dengan
topik-topik terkait aktivitas penggunaan media sosial, seperti swafoto,
cyberwar, belanja daring, personalisasi diri pengguna, dan budaya share.
Perilaku manusia yang semakin hari semakin tidak terpisahkan dari (realitas)
dunia maya patut menjadi perhatian yang serius, sehingga pada tiap-tiap perilaku
media sosial dapat ditindaklanjuti menjadi ide penelitian bagi peminat kajian
psikologi khususnya, maupun disiplin ilmu lain yang terkait dan diharapkan dari
hasil penelitian didapatkan hasil dan bahasan spesifik yang memperkaya kajian
tentang perilaku penggunaan media sosial.
Daftar Pustaka :
- Ayun, Primada Q. (2015). Fenomena Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas. Journal of Diponegoro University, 3(2), 1-16.
- Mulawarman, Aldila D. N. (2017). Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan. Journal of Gajah Mada University, 25(1), 36-44.
- Putri, Evania. (2016). Foto Diri, Representasi Identitas dan Masyarakat Tontonan di Media Sosial. Journal of Gajah Mada University, 3(1), 1-18.
- https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20170621163419-445-223341/dampak-positif-dan-negatif-media-sosial/